Senin, 30 Oktober 2017 | Oleh Lazuardhi Utama
VIVA – Perserikatan Bangsa-Bangsa mendukung pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memobilisasi para ilmuwan untuk menciptakan inovasi yang mendukung pencapaian pembangunan berkelanjutan. Langkah ini diharapkan menghasilkan ide-ide kreatif, khususnya bagi kaum muda di Indonesia, melalui Target Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yang disepakati oleh 193 negara pada September 2015.
Ketika itu, para pemimpin dari 193 negara sepakat untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan dengan mengadaptasi agenda pembangunan berkelanjutan yang tertuang dalam Sustainable Development Goals (SDGs) hingga 2030. SDGs merupakan kelanjutan dari Millenium Development Goals (MDGs) yang sudah berakhir dua tahun lalu. Pemerintah, melalui Perpres No. 59 Tahun 2017, telah melakukan penyelarasan TPB dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Menanggapi hal ini, Ketua Yayasan United in Diversity, Mari Elka Pangestu mengatakan, jumlah generasi muda Indonesia mencapai 50 persen dari total penduduk yang mencapai 260 juta jiwa. Oleh karena itu, ia berharap bisa lebih terinspirasi dan bersinergi membangun serta menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan bagi kemajuan dan kelangsungan hidup masyarakat Indonesia di masa depan.
“Kuncinya ada di sumberdaya manusia (SDM). Dengan jumlah anak muda yang sekitar 130 juta jiwa, maka saya sangat optimistis Indonesia mampu mencapai Target Pembangunan Berkelanjutan,” kata dia, dalam keterangannya, Senin, 30 Oktober 2017.
Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif periode 2012-2014 itu mendorong generasi muda Indonesia untuk memiliki semangat yang kuat dalam mewujudkan impian. Tercatat, UID merupakan organisasi nirlaba, berkedudukan di Indonesia yang didirikan tahun 2003 oleh para tokoh bisnis dan pemerintah.
UID juga telah ditunjuk United Nations Sustainable Development Solutions Network (UN-SDN) untuk memimpin jaringan lembaga tersebut di Indonesia. Adapun UN-SDSN Indonesia juga dipercayai sebagai representatif UN-SDSN wilayah Asia Tenggara yang diluncurkan pada Oktober 2013 di Nusa Dua, Bali.