Bisnis.com, JAKARTA – Dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda, Yayasan Upaya Indonesia Damai (UID) dan UN-SDSN (UN-Sustainable Development Solutions Network) Indonesia menyelenggarakan Youth Action Forum (YAF) yang diikuti 60 pemimpin organisasi kewirausahaan sosial dari berbagai daerah di Indonesia.
Forum dialog itu merupakan aksi nyata UID dan UN-SDSN Indonesia mendukung pemerintah mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs) atau Target Pembangunan Berkelanjutan (TPB) di Indonesia yang telah ditetapkan Presiden Jokowi melalui Perpres Nomor 59 Tahun 2017 pada 4 Juli 2017.
YAF berlangsung 29-31 oktober dan diharapkan menghasilkan ide-ide kreatif dan sinergi dari peserta yang merupakan generasi muda berumur 16-30 tahun.
Ketua Yayasan UID Mari Elka Pangestu mengatakan, sebagai organisasi nirlaba UID sejak awal berdiri pada 2003 telah terlibat aktif dalam mengembangkan dan menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan.
“Melalui YAF ini diharapkan, semua pihak terutama generasi muda yang merupakan 50% penduduk Indonesia, bisa lebih terinspirasi dan bersinergi membangun dan menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan bagi kemajuan dan kelangsungan kesejahteraan masyarakat Indonesia di masa depan,” kata Mari dalam siaran persnya.
Mari optimis, melalui dialog generasi muda seperti YAF ini akan sangat membantu Indonesia dalam mencapai Target Pembangunan Berkelanjutan.
Begitu juga dengan pendiri Yayasan UID Cherie Nursalim. “Dari berbagai kegiatan yang diselenggarakan UID sejak 2003 lalu terlihat dengan jelas bahwa generasi muda Indonesia mempunyai semangat yang kuat untuk mewujudkan impiannya, termasuk dalam bidang sosial dan lingkungan hidup.
“Kami berharap dan optimis, YAF dapat memberikan energi yang lebih kuat kepada peserta untuk membangun Indonesia yang lebih sejahtera di waktu mendatang,” kata Cherie yang juga merupakan Commissioner UN-SDSN dan Representative UN-SDSN Asia Tenggara.
Senada dengan Cherie, Network Coordinator SDSN Youth Indonesia Rahyang Nusantara menilai, YAF akan menjadi wadah anak muda untuk “walk the talk” dalam mewujudkan apa yang telah menjadi komitmen bersama dalam mencapai TPB. “Melalui forum ini, anak muda bisa berbagai cerita dan pengalaman positif sehingga bisa menjadi inspirasi bagi publik yang lebih luas,” kata Rahyang yang juga aktivis gerakan lingkungan diet kantong plastik.
Atas aktivitasnya ini, Rahyang juga telah diundang untuk menghadiri Konferensi Perubahan Iklim atau dikenal juga Conference of Parties (COP) yang akan diselanggarakan di Berlin, Jerman.
Selain melakukan dialog, para peserta YAF juga mengikrarkan Sumpah Pemuda 2.0 dengan menyatakan bahwa pemuda Indonesia akan mengamalkan Bhineka Tunggal Ika dan Prinsip Gotong Royong untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Memastikan tidak ada satu pun dari penduduk Indonesia yang tertinggal, kelaparan, terbelenggu dalam kebodohan, kemiskinan dan ketidakadilam serta tidak lagi terjadi pengrusakan lingkungan.
Indonesia sendiri telah menegaskan komitmennya mengiplementasikan TPB seperti disampaikan Presiden Jokowi Presiden dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) G20 di Hamburg Messe Und Congress, Jerman, 7 Juli 2017.
Melalui Perpres No.59 Tajun 2017, pemerintah telah melakukan penyelarasan TPB dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). TPB telah menjadi komitmen global yang disepakati 193 negara pada September 2015, termasuk Indonesia.
Para pemimpin itu sepakat untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan dengan mengadaptasi agenda pembangunan berkelanjutan yang tertuang dalam Sustainable Development Goals (SDGs) hingga tahun 2030 mendatang. Agenda ini terdiri 17 tujuan utama dengan 169 target, dan meliputi 3 dimensi utama yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup. SDGs merupakan kelanjutan dari Millenium Development Goals (MDGs) yang sudah berakhir pada tahun 2015.
Tercatat, UID juga telah ditunjuk UN-SDSN untuk memimpin jaringan lembaga ini di Indonesia. Sementara itu UN-SDSN Indonesia juga dipercayai sebagai representatif UN-SDSN wilayah Asia Tenggara (UN-SDSN SEA) yang diluncurkan pada Oktober 2013 di Bali oleh Prof Jeffrey Sachs sebagai penasehat Sekjen PBB sekaligus Direktur Earth Institute, Universitas Columbia bersama Prof. Mari Elka Pangestu sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI periode 2012-2014.
UN-SDSN merupakan organisasi global yang terdiri dari akademisi, peneliti, wirausaha sosial, dan LSDM yang tersebar di 9 region dan 28 negara. UN SDSN diluncurkan oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Kin Moon pada 9 Agustus 2012 di New York.
Organisasi ini memiliki peran yang sentral dalam merumuskan SDGs dan juga mendukung PBB dalam memobilisasi para ahli di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menciptakan inovasi yang mendukung pencapaian pembangunan berkelanjutan di segala bidang serta mengimplementasikannya secara nyata di masyarakat.