Fakta, Media

Ernst & Young Temukan Kelebihan Dana Nursalim US$1,3 juta

Senin, 29 Desember 2003

INDOFINANZ – Hasil penilaian secara menyeluruh dari aspek keuangan (financial due dilligence/FDP) yang dilakukan oleh Ernst & Young terhadap aset-aset yang diserahkan Sjamsul Nursalim terdapat kelebihan dana sekitar US$ 1,3 juta.

Kendati demikian, Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) tidak akan mengembalikan kelebihan dana tersebut kepada Nursalim.

Tjan Soen Eng dari Ernst & Young dalam paparan publiknya, Rabu (24/12/2003) lalu menjelaskan, dalam melakukan FDP Ernst & Young melakukan verifikasi dan uji validasi atas informasi dan disclosure yang diserahkan pemegang saham.

Sementara itu, Deputi Ketua BPPN Bidang Aset Manajemen Investasi (AMI) Taufik Mappaenre Maroef mengatakan, sesuai keputusan Komite Kebijakan Sektor Keuangan (KKSK) Sjamsul Nursalim yang menandatangani Penyelesaian Kewajiban Pemegang Saham (PKPS) pada tahun 1998 memiliki 3 kewajiban. Pertama, melakukan pembayaran tunai sebesar Rp428 milyar yang merupakan bagian repayment sebesar Rp 1 trilyun. Total kewajiban Nursalim sendiri sebesar Rp 28 trilyun.

Atas kewajiban tunai Rp 428 milyar itu Sjamsul berjanji melunasi sebesar Rp 250 milyar dalam bentuk tunai dan sisanya dalam bentuk properti. Sedangkan dari Rp 250 milyar yang dijanjikan dibayar tunai itu sudah dibayar Rp 100 milyar.

Sementara untuk propertinya sebagian sudah dijual melalui Program Penjualan Aset Properti (PPAP) BPPN, sedangkan sisanya masih dilakukan valuasi.

Adapun kewajiban kedua, Nursalim harus menyerahkan aset-aset yan dilakukan melalui penyempurnaan pengalihan aset. Tiga aset yang diserahkan adalah Dipasena, GT Tire, dan GT Petrochem.

Kewajiban lainnya, BPPN harus melakukan FDD atas aset yang diserahkan oleh Nursalim.

Tiga hal yang harus diselesaikan Nursalim ini dituangkan dalam Keputusan KKSK No. Kep. 01/K/KKSK/10/2002 tanggal 7 Oktober 2002.

Sementara itu, Kepala BPPN Syafruddin Tumenggung menambahkan, hasil FDD ini selanjutnya akan dilaporkan ke KKSK. Yang jelas, katanya, dari BPPN sudah tidak ada klaim lagi terhadap Nursalim.

Aset-aset milik Nursalim sendiri telah diserahkan kepada PT. Tunas Sepadan Investama yang merupakan holding company yang dibentuk untuk penyelesaian Master Settlement Acquisition Agreement (MSAA) Nursalim. :: Indofinanz/29des2003

source > http://m.indofinanz.com/readnews2.inz?id=2003122934.htm

 

ENGLISH

Ernst & Young finds Nursalim surplus US $ 1.3 million

Monday, December 29, 2003

Jakarta (Indofinanz) – The results of the overall assessment of the financial due diligence (FDD) conducted by Ernst & Young of the assets submitted Sjamsul Nursalim there excess funds of about US $ 1.3 million.

Nevertheless, the Indonesian Bank Restructuring Agency (IBRA) will not return the surplus funds to Nursalim.

Tjan Soen Eng from Ernst & Young in his public exposure, Wednesday (24/12/2003) explained, in doing FDD Ernst & Young verifies and validates the information and disclosure submitted by shareholders.

Meanwhile, Deputy Chairman of IBRA Asset Management Investment Division (AMI) Taufik Mappaenre Maroef said, in accordance with the decision of the Financial Sector Policy Committee (KKSK) Sjamsul Nursalim who signed the Settlement Obligation of Shareholders (PKPS) in 1998 has 3 obligations.

First, make a cash payment amounting to Rp428 billion which is part of repayment of Rp1 trillion. Nursalim’s total liabilities amounted to Rp28 trillion.

On the Rp428 billion cash obligation, Sjamsul promised to pay Rp250 billion in cash and the remainder in property. While the Rp250 billion promised paid in cash was already paid Rp100 billion. As for the property partly sold through the Sale of Property Assets Program (PPAP) IBRA, while the rest is still in valuation.

As for the second obligation, Nursalim must surrender the assets made through the MSAA.

The three assets deployed are Dipasena, GT Tire, and GT Petrochem. Other obligations, IBRA must make FDDs on assets submitted by Nursalim.

The three things to be completed Nursalim is set forth in the Decree KKSK No. Kep. 01 / K / KKSK / 10/2002 dated October 7, 2002.

Meanwhile, IBRA chief Syafruddin Tumenggung added that the FDD results will be reported to KKSK. What is clear, he said, from IBRA has no claim anymore against Nursalim.

Nursalim’s own assets have been handed over to PT. Tunas Sepadan Investama which is a holding company formed for the completion of Master Settlement Acquisition Agreement (MSAA) Nursalim.