Tunjukkan bahwa kebahagiaan diciptakan melalui diri sendiri, makanan, dan lingkungan yang sehat.
Apa resep menjadi bahagia? Tentu tidak sedikit yang mempertanyakan hal ini. Untuk menjawabnya, Happiness Festival 2019 diselenggarakan dua hari pada 27 dan 28 April 2019 di Lapangan Banteng, Jakarta, hadir mengusung tema “Alignment for Harmony” atau Keselarasan Menuju Harmoni.
Tema ini dipilih untuk memberikan kebahagiaan yang saling terhubung antara manusia, lingkungan, dan diri sendiri.
Dengan tersambung secara padu, maka masyarakat akan ingat bahwa menjadi bahagia itu penting.
“Mencapai kebahagiaan memang bisa diraih jika punya pendidikan, pekerjaan yang baik. Tapi tidak cukup hanya itu,” ujar Mari Elka Pangestu, Ketua Yayasan Utama Damai Indonesia saat pembukaan Happiness Festival 2019 pada Sabtu (27/4).
“Kita butuh menjadi harmonis dengan alam, sesama manusia, dan juga introspeksi diri sendiri,” tambah Mari.
Memasuki area Lapangan Banteng, para pengunjung disambut peta yang menunjukkan pembagian zona festival.
Ada Happy Body, Happy Cinema, Happy Cafeteria, Happiness Playground, Zero Waste Center, Wall of Happiness, dan Community Aspiration.
Di zona-zona tersebut peserta dapat mengikuti beragam acara seperti, Community Dialogue, Happy Dance Workshop, Dialogue Area, Happy Partner, Open Up Your Vulnerability, Happy Theater dan Salur Warna-Warni.
Mayoritas acara dihadirkan gratis, dengan narasumber para ahli dan bintang tamu yang berkualitas, dari psikolog, artis, wirausaha, pegawai dari lembaga pemerintah, sampai content creator.
Di beberapa lokasi para pengunjung pun bisa mendapatkan informasi baru, terutama di zona community aspiration.
Stan-stan di zona ini diisi berbagai komunitas yang mengedukasi dan mengampanyekan hidup yang lebih ramah lingkungan.
Salah satu yang ramai dikunjungi adalah stan komunitas WasteForChange yang bergerak untuk mengedukasi masyarakat soal pemilahan sampah yang baik dan benar, tidak hanya memilah organik dan anorganik saja.
WasteForChange juga mengedukasi pengunjung mengenai proses daur ulang sampah dengan sebuah instalasi sederhana.
“Stan kita cukup ramai, karena banyak pengunjung yang antusias soal milahsampah. Banyak juga yang datang membawa sampah dari rumah untuk belajar cara memilahnya,” terang Hanna dari WasteForChange.
Makan Sehat, Raga Sehat, Jiwa Bahagia
Pengunjung yang lelah dan lapar dapat beristirahat dan recharge energi dulu di Happy Cafeteria.
Semua makanan yang dihadirkan di kafe ini, seperti gelato, kue, madu, crackers, hingga burger, disajikan sehat.
Salah satu penjaja makanan sehat yang hadir adalah Casa Gratia yang menjual crackers bebas gluten dan tidak menggunakan susu.
“Ikut ini baru pertama kali. Karena stannya rata-rata menjual makanan sehat, jadinya cocok. Crackers dari kita juga sehat, soalnya bebas gluten dan bisa untuk snack diet,” ujar Vallen dari Casa Gratia pada Belanga Indonesia.
Tujuan makanan sehat dihadirkan di Happy Cafeteria adalah untuk mengedukasi masyarakat mengenai pola hidup sehat yang bisa mendukung kebahagiaan.
Makanan memang punya andil dalam menghadirkan perasaan bahagia. Ada sumber nutrisi yang terlibat di dalamnya.
Mari Elka menjelaskan, “Kalau kita mau bahagia itu harus sehat, dalam pola hidup sehat pastinya ada makanan enak yang berperan di dalamnya.”
“Makanan yang dipamerkan di sini tidak merusak alam, tidak pakai pestisida. Tidak banyak bahan sintetis, seperti misalnya madu batu dari NTT, atau Burgreens yang semuanya vegetarian,” tambah Mari.
Selama dua hari, Happiness Festival tak ubahnya jadi ajang kumpul ratusan orang yang mencari kebahagiaan.
Untuk itu, penyelenggara juga menghadirkan hal lain yang memantik kebahagiaan, yaitu konser gratis saat penutupan festival.
Para pengunjung hari kedua dimanjakan dengan penampilan memesona dari penyanyi kawakan Glenn Fredly, Andien, Mocca, dan Endah N Rhesa. :: BELANGA.ID | 28/04/2019
Penulis: Anisa Giovanny
Editor: Ellen Kusuma
https://belanga.id/happiness-festival-2019-berbagi-kunci-hidup-lebih-bahagia/